Kamis, 27 Juni 2013

Makanan Manis


Yogyakarta adalah salah satu kota yang terkenal dengan kulinernya yang bernama Gudeg. Makanan sederhana ini mempunyai rasa manis karena sesuai dengan selera rakyatnya sejak zaman dahulu turun-temurun. Orang Jogja menyukai makanan yang manis-manis sebenarnya ada sejarahnya Pusat peradaban di Jawa yang bernama Kerajaan Mataram yang kemudian pecah menjadi Jogja dan Solo. Tentunya kerajaan merupakan tempat yang penuh dengan persaingan politik, ekonomi dan sosial.

           Pada zaman dahulu apabila seseorang ingin mencapai cita-cita baik itu berdagang, bertani atau mempertahankan kekuasaan, mereka melakukan ritual-ritual tertentu ( mendekatkan diri pada Tuhan ) agar sukses. Tidak seperti zaman sekarang yang kebanyakan orang ingin memperoleh jabatan hanya mengandalkan uang. Kakek moyang dahulu justru laku prihatin untuk mencapai hajat yang diinginkan.

            Banyak cara yang dilakukan baik dengan berguru pada apapun dan siapapun, bertapa atau puasa. Orang yang berpuasa tentu akan berbuka dengan makanan yang tidak pedas. Perut yang kosong tidak akan mampu menerima makanan pedas, begitu juga dengan makanan yang asam. Maka dari itu bahan makanan yang ada diolah dengan rasa yang nyaman dikonsumsi. Hanya rasa manis yang cocok dikonsumsi setelah berbuka, selain itu rasa manis yang ditimbulkan oleh glukosa akan diolah di pankreas menjadi energi , hal ini akan memulihkan tenaga orang yang berpuasa. Sesuai dengan perintah Nabi Muhammad s. a. w “berbukalah dengan yang manis-manis”.

Seiring berjalannya waktu, kebiasaan mengonsumsi makanan manis ini membudaya dan menjadi kuliner khas Yogyakarta. Masyarakat kemudian mengembangkan makanan manis seperti bakpia, gethuk, tiwul, nagasari,cemplon, yangko, bacem-baceman dsb. Sampai sekarang makanan tersebut masih dimainati masyarakat baik di Jogja maupun sekitarnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar